Selamat Datang di Blog BPP Panca Rijang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan

Saturday, December 26, 2015

Laporan Hasil Pelaksanaan Rembug Tani Komoditi Jagung



LAPORAN HASIL PELAKSANAAN REMBUG TANI KOMODITI JAGUNG
DI DESA BULO KECAMATAN PANCA RIJANG
KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG
SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Di Indonesia jagung merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Sekarang ini jagung tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga digunakan sebagai bahan pakan dan industri bahkan di luar negeri sudah mulai digunakan sebagai bahan bakar alternatif (biofuel). Permintaan jagung terus mengalami peningkatan berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk, sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan pangan, konsumsi protein hewani dan energi.
Menyadari fungsi dan peran penting jagung tersebut, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan peningkatan produksi jagung berbasis kawasan agribisnis tahun 2015 melalui Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Jagung. Kebijakan swasembada jagung ditetapkan dengan kriteria terpenuhinya kebutuhan pangan, bahan baku industri pakan ternak, bahan baku industri lainnya (biofuel) dari produksi dalam negeri. Untuk mencapai hal ini, maka target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah sebesar 20,33 juta ton dengan pertumbuhan 5,57%.
Mensukseskan program pemerintah tersebut bukanlah hal yang mudah, karena beberapa daerah di Indonesia memiliki permasalahan dalam meningkatkan produksi jagung. Seperti halnya di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP) Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang, terkendala dengan adanya alih fungsi lahan, penggunaan benih bermutu, keterbatasan air dan pengetahuan  petani tentang teknik budidaya jagung yang belum optimal.
Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan Rembug Tani agar pengurus kelompok tani dan pengurus gapoktan yang ada di WKPP desa Bulo bisa duduk bersama kepala BP3K, PPK dan Penyuluh Pendamping untuk membicarakan akar permasalahan yang ada serta mencari cara pemecahan masalah yang tepat, sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di Desa Bulo.
  
BAB II TUJUAN DAN SASARAN
2.1    Tujuan
Tujuan dari Rembug Tani dalam rangka UPSUS Peningkatan Produksi Jagung adalah sebagai berikut:
2.1.1        Mengidentifikasi masalah dan cara pemecahan masalah
2.1.2        Merencanakan dan menyusun jadwal usaha tani

2.2    Sasaran
Sasaran dari Rembug Tani dalam rangka UPSUS Peningkatan Produksi Jagung adalah sebagai berikut:
2.2.1        Kelompok tani komoditi jagung yang ada di WKPP desa Bulo.
2.2.2        Gapoktan yang ada di WKPP desa Bulo.

BAB III PELAKSANAAN
3.1    Waktu Pelaksanaan
Rembug Tani dalam rangka kegiatan UPSUS Peningkatan Produksi Jagung telah dilaksanakan pada tanggal 1, 3 dan 10 September 2015 bertempat di Kantor Desa Bulo, Jalan Poros Cipo Takari Desa Bulo.

3.2    Metode
Pelaksanaan Rembug Tani di Desa Bulo Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang ini dilakukan dengan menggunakan metode Pembelajaran Orang Dewasa yaitu ceramah, diikuti dengan dengar pendapat, diskusi, rumusan hasil serta rencana tindak lanjut .

3.3    Out Put
Tersusunnya pemecahan permasalahan dan rencana kegiatan usaha tani dalam rangka peningkatan produksi Jagung pada kelompok tani dan gapokatan di WKPP Desa Bulo, Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang.

3.4    Penyelenggara
·         Kepala BP3K Kecamatan Panca Rijang
·         Pimpinan Pertanian Kecamatan Panca Rijang
·         Penyuluh pendamping UPSUS komoditi Jagung di WKPP desa Bulo

BAB IV HASIL
4.1    Identifikasi Masalah
Dari hasil rembug tani diidentifikasi masalah-masalah yang menyebabkan produksi jagung di WKPP Desa Bulo belum maksimal. Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
4.1.1        Tidak tersedianya jadwal usaha tani yang menjadi acuan petani untuk budidaya jagung
4.1.2        Adanya alih fungsi lahan
4.1.3        Menurunnya minat petani untuk menanam jagung
4.1.4        Penggunaan pupuk dan pestisida anorganik (kimia) yang berlebihan

4.2    Upaya Pemecahan Masalah
Berdasar hasil rembug maka telah disepakati beberapa usaha untuk memecahkan masalah yang menyebabkan produksi jagung di WKPP Desa Bulo belum maksimal. Usaha-usaha tersebut adalah sebagai berikut :

4.2.1        Tidak tersedianya jadwal usaha tani yang menjadi acuan petani untuk budidaya jagung
Jadwal usaha tani sangat dibutuhkan petani untuk menentukan waktu tanam, jenis varietas yang ditanam, jenis hama/penyakit, curah hujan, dan lain-lain. Untuk itu dalam rembug tani ini disusun jadwal usaha tani selama satu musim tanam (jadwal terlampir).
4.2.2        Adanya alih fungsi lahan
Salah satu penyebab menurunnya produksi jagung di WKPP Desa Bulo adalah berkurangnya lahan pertanian untuk ditanami jagung. Berkurangnya lahan tersebut karena adanya alih fungsi lahan menjadi lahan sawah, lahan perkebunan, lahan untuk peternakan dan pemukiman.
Untuk mengoptimalkan produksi lahan yang tersisa, maka akan dilaksanakan Intensifikasi Lahan yang disinergiskan dengan program pemerintah dalam kegiatan UPSUS swasembada padi, jagung dan kedele. Paket teknologi yang akan diterapkan padan intensifikasi lahan adalah :
·         Pengolahan tanah yang baik
·         Penggunaan air yang efektif dan efisien
·         Penggunaan benih unggul
·         Pemupukan berimbang
·         Pengendalian hma dan penyakit yang tepat
Sedangkan program pemerintah yang diturunkan dalam kegiatan UPSUS swasembada padi, jagung dan kedele di WKPP Desa Bulo adalah, Optimasi Lahan Jagung APBNP tahun 2015 sebanyak 13 kelompok tani dengan luas perkelompok tani sebanyak 25 Hektar. Adapun paket bantuan dari kegiatan tersebut adalah :
·         Benih (Pioneer P.30 sebanyak 12 kelompok dan NK 22 sebanyak 1 kelompok) sebanyak 375 Kg/kelompok tani
·         Pupuk Urea sebanyak 1.875 Kg/kelompok tani
·         Pupuk NPK sebanyak 1.250 Kg/kelompok tani

4.2.3        Menurunnya Minat Petani untuk Menanam Jagung
Menurunnya minat petani untuk menanam jagung menyebabkan luas tanam dan luas panen jagung di WKPP Desa Bulo berkurang, yang berimbas pada menurunnya jumlah produksi. Petani yang sebelumnya menanam jagung banyak memilih menanam padi atau beternak, hal ini diakibatkan karena biaya sarana produksi yang tinggi seperti benih, pupuk dan pestisida serta biaya tanam. Tingginya biaya sarana produksi tidak diimbangi dengan peningkatan produksi yang maksimal, sehingga di saat panen petani banyak yang rugi.
Untuk membangkitkan kembali minat petani untuk bertanam jagung maka akan ditempuh langka-langkah sebagai berikut:
·         Melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap petani jagung agar mampu melaksanakan teknik budidaya jagung yang tepat sesuai dengan rekomendasi sehingga produksinya meningkat.
·         Memfasilitasi petani untuk mendapatkan benih unggul yang memiliki potensi hasil yang tinggi.
·         Melaksanakan pengawasan dan pendampingan program pemerintah, sehingga bantuan tersalurkan tepat sasaran dan dipergunakan sesuai peruntukannya.

4.2.4        Penggunaan pupuk dan pestisida anorganik (kimia) yang berlebihan
Salah satu penyebab tingginya biaya sarana produksi adalah penggunaan pupuk dan pestisida anorganik (kimia) yang berlebihan. Ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk dan pestisida kimia ini diakibatkan karena pengetahuan petani tentang kegunaan pupuk organik masih rendah.
Untuk mengurangi ketergantungan penggunaan pupuk dan pestisida anorganik dan meningkatkan penggunaan pupuk dan pestisda organik maka akan dilaksanakan kursus tani untuk membimbing petani tentang kegunaan dan cara membuat pupuk dan pestisida organik dari limbah pertanian, seperti pupuk organik padat (kompos) dan pupuk organik cair (POC) dan Pestisida Nabati.


BAB V PENUTUP
    Rembug Tani  yang telah dilaksanakan di WKPP Desa Bulo, Kecamatan Panca Rijang, Kabupaten Sidenreng Rappang dihadiri perwakilan kelompok tani komoditi jagung dan pengurus Gapoktan untuk membahas permasalahan – permasalahan yang dihadapi dalam usaha peningkatan produksi jagung di WKPP Desa Bulo.
Kegiatan Rembug Tani ini dapat terlaksana dengan baik, berkat adanya kerjasama, sinergi kegiatan, koordinasi dan konsolidasi baik antara Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Sidenreng Rappang, BP3K dan PPK Panca Rijang, PPL Desa Bulo serta Kelompok Tani dan Gapoktan yang ada di WKPP Desa Bulo, baik pada waktu proses pelaksanaan kegiatan, maupun sebelum dan sesudahnya pelaksanaan kegiatan.
         Hasil dari kegiatan ini adalah telah terimplementasikannya materi pelatihan di lapangan sehingga permasalahan yang dihadapi oleh Petani maupun pelaku usaha di di WKPP Desa Bulo dapat dipecahkan, Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan baik bagi Petugas/ Penyuluh maupun pelaku utama/ pelaku usaha dan pada akhirnya dapat meningkatkan produksi di bidang pertanian.
          Demikian harapan kami bahwa hasil kegiatan ini akan menjadi dasar dalam perkembangan Penyuluhan di WKPP Desa Bulo  serta memperoleh hasil yang signifikan untuk kegiatan selanjutnya. Amin.


Lampiran. Poto Kegiatan

 







Lazada Indonesia